Senin, 17 Januari 2011

Degradasi Komunikasi di Balik Trend Twitter

Dalam mengamati dan membahas fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari, keberadaan teori sangat membantu dalam mengamati dan membahas fenomena sosial tersebut. Menurut Nasikun (2001), alat untuk memahami semua ilmu pengetahuan adalah teori. Suatu alat untuk menjawab bagaimana dan mengapa obyek ilmu pengetahuan terjadi, berubah, berlansung, dan hancur.


Kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan informasi mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan dunia secara global yang menuntut segala informasi disampaikan secara cepat. Kemajuan di bidang komunikasi dan iformasi berada di garis paling depan dibandingkan dengan sektor – sektor lain. Sektor komunikasi berada di garis paling depan dalam perkembangan teknologi karena komunikasi saat ini adalah telah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Hidup satu hari saja tanpa komunikasi masa adalah satu hal yang mustahil bagi kebanyakan orang (DeVito, 1997). Filsafat Jerman Karl Jaspers berpendapat merupakan kewajiban kita sebagai manusialah untuk berkomunikasi dengan sesama manusia lain. Tidak ada jalan lain untuk bisa memenuhi kewajiban ini, dan tidak ada alasan pula untuk tidak memenuhinya.


Saat ini, pada zaman globalisme sekarang ini masyarakat modern banyak sekali berkirim pesan melalui telepon genggam ataupun melalui internet. Propaganda dari telepon genggam dan internet luar biasa energinya, sumber dayanya, dan dampak kulturalnya. Banyak sekali berbagai informasi mengenai kedua produk tersebut di media masa cetak maupun elektronik.


Contoh yang sederhana saja, dengan adanya Twitter manusia akan menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dengan sesama manusia lainnya. Manfaat dalam penggunaan Twitter itu adalah praktis karena dengan 140 karakter semua para tweps dapat berbagi informasi. Disamping kepraktisan tersebut Twitter juga merupakan suatu benda yang paling laku pada saat ini sehingga Twitter merupakan benda yang paling mewakili semangat perubahan dalam suatu lingkungan. Karena menjadi barang yang paling laris digunakan maka banyak orang yang meremehkan kepada setiap orang yang tidak mempunyai account Twitter


Melihat fenomena Twitter yang terjadi dewasa ini menunjukkan semakin jelasnya terjadinya penurunan makna komunikasi, dimana pesan yang terbungkus dalam alur komunikasi tersebut sudah kehilangan makna awalnya dan berubah menjadi suatu ajang untuk mencari kesenangan dan keuntungan. Mereka sudah tidak peduli lagi atas ketidaknyamanan bagi orang lain yang membaca informasi tersebut yang terpenting bagi mereka adalah mereka dapat menceritakan tentang dirinya. Menurut Habernas berkomunikasi bukan untuk memuaskan hasrat, namun yang terpenting adalah untuk menjadikan hasrat atau kehendak bisa diketahui.


Betapa banyak makna yang dikandung oleh Twitter ini, pada sekarang ini Twitter merupakan suatu bukti nyata majunya teknologi komunikasi tetapi dilain sisi banyak remaja yang menggunakan Twitter hanya untuk ajang eksistensi. Dalam ke depannya dapat dilihat bahwa alat komunikasi yang ajaib ini bisa melepaskan kekuatan laten yang tersembunyi dalam proses komunikasi sehari – hari.


Berbicara mengenai Twitter tentu berkaitan dengan percakapan, namun hal tersebut harus ditambah kalimat “dengan banyak orang” sebuah frasa yang penting. Kini bercakap –cakap telah menjadi bagian dari suatu jaringan kegunaan dan dengan demikian muncul pula kemunkinan anjuran baru ini :


“Dia yang bersama anda adalah pribadi terpenting untuk anda ajak bercakap”

( Nokia Press Release, 12 Juli 2000 )

Memang belum ada data jumlah yang pasti, tapi yang pasti suara remaja di Twitter sangat banyak. Buktinya, suara-suara mereka sudah beberapa kali menggaung menjadikan suatu topik menjadi trending topic. Suara mereka sangat berbeda karakternya dengan suara pengguna Twitter dewasa. Kalau yang dewasa, topik yang hangat dibicarakan cenderung serius. Mereka yang remaja (kebanyakan SMU dan kuliah tingkat awal) cenderung membahas hal-hal yang sifatnya remeh.

0 komentar:

Posting Komentar