Selasa, 20 September 2011

Maraknya Tawuran di Kalangan Pelajar

Tawuran di kalangan pelajar smu/stm/smk sering terjadi. Banyak faktor - faktor yang menyebabkan mengapa tawuran marak terjadi. Mulai dari warisan turun menurun dari seniornya, nunjukin dirinya berada, sampai hal sepele seperti ledek - ledekkan. Dalam melihat seringnya tawuran terjadi itu semua tidak lepas dari individu remaja smu sebagai perspektif interpreatatif pada tindakan sosial. Weber menciptakan tipe ideal tindakan sosial untuk memahami masyarakat kontemporer.

Weber menilai dalam setiap konflik yang terjadi ada kepentingan alamiah dalam setiap diri manusia. Kepentingan alamiah ini yang mendorong manusia untuk mencapai nilai - nilai atau tujuan tertentu dalam lingkungan sekitar. Dalam kasus tawuran yang terjadi, kepentingan alamiah para pelajar yang menyebabkan mengapa tawuran sering terjadi. Karena berada di lingkungan yang mendukung terjadinya tawuran maka tindakan tawuran yang dilakukan pelajar untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sekitarnya sehingga mereka akan diakui keberadaannya dalam lingkungan tersebut.

Selain dari itu, Weber juga mengklasifikasi tindakan individu ke dalam empat tipe ideal, yaitu zwecrational, wertrational, tindakan afektif, dan tindakan tradisional. Zwectrational tindakan yang dilakukan untuk menggapai tujuannya dengan perhitungan yang tepat dan matematis. Wertrational tindakan yang berkebalikan dari Zwectrational yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan nilai atau moralitas. Tindakan afektif individu adalah tindakan yang didasari oleh dominasi emosi seorang individu dan tindakan tradisional adalah tindakan pada suatu kebiasaan yang dijunjung tinggi, sebagai sistem nilai yang diwariskan dan dipelihara bersama. (Campbell, 1994).

Melihat dari klasifikasi tindakan individu dari Weber dapat diketahui tawuran yang dilakukan pelajar karena tindakan Wertrational yaitu tindakan yang berdasarkan nilai - nilai. Dimulai dari tindakan afektif, emosi pelajar yang merupakan remaja yang sedang dalam pergolakan dan pencarian jati dirinya sehingga emosi dari pelajar gampang untuk dipancing. Dan tindakan tradisional, dimana tawuran itu warisan dari senior - senior terdahulu. Dimana kelompok siswa yang terlibat tawuran ditularkan oleh seniornya. Sehingga tidak heran jika tawuran sering terjadi.

Dalam kasus mengakhiri atau mengurangi tawuran yang ada lembaga sosial seperti sekolah, agama, dan polisi sangat diharapkan. Agama, lembaha sosial pertama yang mereka dapatkan, pelajar diharapkan dapat menjalankan perintah di agamanya masing 0- masing. Lalu, sekolah dimana setiap hari pelajar belajar mencari ilmu dan berperilaku. Yang terakhir adalah polisi, lembaga sosial terakhir yang diharapkan mampu menghentikan tawuran jika peran kedua lembaga sosial sebelumnya tidak berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka :
Susan, Novri.2010.Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu - Isu Konflik Kontemporer. Jakarta : Kencana Media Group.

0 komentar:

Posting Komentar