Setelah ditunggu publik lamanya akhirnya format kompetisi untuk kasta tertinggi sepak bola Indonesia telah diketahui. Liga yang akan dimulai pada pertengahan Oktober dan akan berisikan 24 klub, 15 klub dari klub musim lalu, 3 klub promosi, dan 6 klub tambahan. Dan kompetisi ini tetap menggunakan format satu wilayah.
Bisa dibayangkan jika 24 klub mengisi satu liga, banyak klub harus mengeluarkan dana tambahan lagi yang tidak kecil jumlahnya. Musim - musim sebelumnya dengan 18 klub peserta sudah banyak klub yang berjalan tertatih - tatih di tengah musim karena minimnya dana, gimana dengan sekarang yang 24 klub? Bisa jadi akan ada beberapa klub yang mengundurkan diri di tengah jalan karena tidak kuatnya pendanaan.
Kalau mencontoh liga profesional di Eropa seperti Inggris, Itali, Spanyol dll mereka tidak sampai 24 klub dalam satu liga tetapi hanya 20 klub. Dengan catatan tambahan kesemua klub tersebut mampu untuk mencari dana sendiri dan jadwal yang pasti, tidak berubah - rubah. Bandingkan dengan Indonesia, banyak klub yang sulit mencari dana dan banyaknya faktor yang bisa merubah jadwal pertandingan sepak bola, mulai dari tidak turunnya izin keamanan, pilkada setempat, pelatnas pra piala dunia dll.Dengan jumlah klub yang begitu banyak, diragukan kompetitifnya liga tersebut. Yang terjadi adalah makin banyaknya klub sakit di Indonesia karena membengkaknya biaya pengeluaran klub - klub tersebut.
Keputusan yang kontrovesial kembali keluar, jumlah klub dalam satu liga yang menuai banyak protes. Selain itu proses dari pengambilan bagaimana keputusan ini bisa keluar dipertanyakan banyak pihak. Dulu diusulkan kompetisi dua wilayah, lalu berubah satu wilayah dan tetap 18 klub, dan keputusan yang terbaru dan keputusan akhir adalah liga diikuti 24 klub dan satu wilayah. Kekuatan Djohar sekarang dipertanyakan publik, apakah benar dia hanya bertindak sebagai boneka?
Bisa dibayangkan jika 24 klub mengisi satu liga, banyak klub harus mengeluarkan dana tambahan lagi yang tidak kecil jumlahnya. Musim - musim sebelumnya dengan 18 klub peserta sudah banyak klub yang berjalan tertatih - tatih di tengah musim karena minimnya dana, gimana dengan sekarang yang 24 klub? Bisa jadi akan ada beberapa klub yang mengundurkan diri di tengah jalan karena tidak kuatnya pendanaan.
Kalau mencontoh liga profesional di Eropa seperti Inggris, Itali, Spanyol dll mereka tidak sampai 24 klub dalam satu liga tetapi hanya 20 klub. Dengan catatan tambahan kesemua klub tersebut mampu untuk mencari dana sendiri dan jadwal yang pasti, tidak berubah - rubah. Bandingkan dengan Indonesia, banyak klub yang sulit mencari dana dan banyaknya faktor yang bisa merubah jadwal pertandingan sepak bola, mulai dari tidak turunnya izin keamanan, pilkada setempat, pelatnas pra piala dunia dll.Dengan jumlah klub yang begitu banyak, diragukan kompetitifnya liga tersebut. Yang terjadi adalah makin banyaknya klub sakit di Indonesia karena membengkaknya biaya pengeluaran klub - klub tersebut.
Keputusan yang kontrovesial kembali keluar, jumlah klub dalam satu liga yang menuai banyak protes. Selain itu proses dari pengambilan bagaimana keputusan ini bisa keluar dipertanyakan banyak pihak. Dulu diusulkan kompetisi dua wilayah, lalu berubah satu wilayah dan tetap 18 klub, dan keputusan yang terbaru dan keputusan akhir adalah liga diikuti 24 klub dan satu wilayah. Kekuatan Djohar sekarang dipertanyakan publik, apakah benar dia hanya bertindak sebagai boneka?
0 komentar:
Posting Komentar