Kamis, 25 Februari 2010

Mari mengingat kembali keluarga cemara

harta yg paling berharga,

adalah kluarga…


istana yg paling indah,

adalah kluarga…


puisi yg paling bermakna,

adalah kluarga…


mutiara, tiada tara,

adalah kluarga..


Jika dibaca dan dinyanyikan lirik di atas tentu ingatan kita akan kembali mengingat sebuah sinetron karya sutradara Arswendo Atmowiloto berjudul Keluarga Cemara, sebuah sinetron yang menceritakan sebuah kehidupan keluarga yang sederhana. Sinetron ini pada zamannya dulu booming, hampir semua orang tahu dan mengikuti sinetron ini. Perlu digaris bawahi sinetron ini menjadi booming bukan karena pemainnya yang cantik, ganteng, seksi tetapi karena makna dari sinetron ini sangat menyentuh, mengandung makna positif dan menjadi inspirasi bagi siapaun dalam membina suatu keluarga. Sinetron yang sangat langka jika dibandingkan sinetron yang ada pada zaman sekarang. Keluarga Cemara merupakan sinetron yang penuh akan pembelajaran mengenai moral dan kesederhanaan.

Kisah keluarga yang menjalani hidup dengan keikhlasan ,ketulusan dan penuh kesederhanaan.Tentang Abah, seorang pengusaha kaya raya yang jatuh miskin, lalu menjalani profesi sebagai tukang becak, atau apapun yang bisa dia kerjakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Emak, seorang istri yang sabar dan setia kepada abah, membantu abah dengan membuat opak. Euis anak paling besar yang pernah merasakan kehidupan sebagai anak dari pengusaha kaya. Ara,anak yang pintar dan rajin, yang selalu tabah menghadapi ledekan teman sekolahnya. Dan Agil yang paling polos dan lugu.

Banyak kisah yang dapat diambil dalam kisah keluarga cemara,mulai dari sang abah yang tidak pantang menyerah untuk menghidupi keluarganya biarpun harus menjadi tukang becak dan dia tidak malu dengan profesi tersebut. Yang kedua sang emak, dia tetap setia kepada abah walaupun dia sudah jatuh dari posisi terhormatnya, emak juga ikut membantu abah dalam menghidupi kebutuhan keluarganya dengan berjualan opak. Gw inget disatu episode dagangan opak emak habis laku terjual dan dia tidak lupa mengucapkan rasa syukur, jujur aja gw terharu saat melihat adegan ini. Dari kehidupan abah dan emak saja bisa diambil contoh bahwa cinta mereka abadi tidak hanya sebatas harta dan uang, sangat berbanding terbalik dengan sinetron - sinetron sekarang yang lebih banyak menceritakan perlombaan mencari harta dan kekuasaan dan menghalalkan segala cara.

Dibalik hubungan yang mesra antara abah dan emak, Hubungan orang tua dan anak yang penuh kasih sayangpun juga dicontohkan dalam sinetron ini. Dalam sinetron ini diceritakan bagaimana sang anak sangat pengertian kepada orangtuanya. Mereka tidak meminta macam-macam kepada orang tuanya dan sadar akan kondisi orang tuanya. Mainan - mainan yang dimiliki teman - temannya seusianya tidak mereka miliki, namun mereka tetap tidak merengek untuk dibelikan mainan tersebut, bahkan mereka ikut membantu kedua orangtuanya bekerja ada yang membantu berjualan opak di pasar ada juga yang membantu abah dalam mencari penumpang untuk becaknya. Sekali lagi jika dibandingkan pada sinetron sekarang ini adegan - adegan yang selalu diperlihatkan adalah adegan sang anak selalu mengandalkan harta orang tuanya dan jika tidak dikasih apa yang dimau sang anak memberontak.

Sangat ironi melihat perbedaan sinetron pada zaman sekarang ini berbanding terbalik dengan Keluarga Cemara. Akankah moral bangsa Indonesia pada sekarang ini sudah bobrok sehingga mereka tertipu akan gemerlapnya harta - harta dan melupakan satu pesan penting dalam menjalani hidup ini yaitu kesederhanaan. Gw 100% yakin kalau sinetron ini ditayangin kembali atau diremake pasti akan mendapat antusias yang tinggi dari masyarakat Indonesia yang sudah jenuh akan sinetron - sinetron. Hampir setiap sinetron sekarang ini pasti isinya tidak jauh beda walaupun sinetron itu dikerjakan rumah produksi yang beda, dimainkan oleh aktor yang berbeda dll. Sangat beruntung lah gw dan kawan - kawan yang lain yang sempat menonton masa keemasan sinetron ini.



Pemeran inti dalam keluarga cemara :
*Abah: Adi Kurdi
*Emak: Novia Kolopaking, Anneke Lutfiah Putri
*Euis: Ceria Hade
*Ara: Anisa Fujianti
*Agil: Pudji Lestari











NB: Thx to the_reverend kaskus n Benny Nafariza

1 komentar:

deenaden mengatakan...

wow. i'm surprised lo nulis beginian.. nice post gan!

Posting Komentar