Rabu, 24 Maret 2010

6 Alay di kereta api prameks!!

Alay? Apa itu arti alay sesungguhnya? Alay dari ensiklopedi adalah alay atau anak layangan adalah orang-orang kampung norak yang baru bisa berlagak jadi KOOL (bukan cool, tapi KOOL = KOalitas Orang Lowclass). Biasanya orang dikategorikan sebagai alay adalah orang2 yg norak, narsis, sotoy, pakaiannya yg tabrak atas tabrak bawah, dari selera musiknya, n dari tulisan smsnya yang susah dibaca.

Kata "alay" sendiri itu muncul dari orang2 menengah ke atas yg kehidupannya bercukupan dan para terdakwa alay itu sendiri yang mereka hina dari orang menengah ke bawah, bila dilihat sungguh tidak adil lah bagi mereka yang dibilang alay karena jika dipikir - pikir dengan kehidupan yang pas2an mau tidak mau mereka harus menyesuaikan gaya atau selera mereka dengan kehidupan mereka yang pas - pasan. Tidak mungkin lah orang - orang seperti mereka merasakan gemerlapnya dunia gemerlap yang rata - rata menjadi kegiatan rutin orang - orang kalangan menengah atas. ok gw sendiri g munafik, kadang - kadang gw jg menjudge orang yang berpakain norak alay, tp perlahan demi perlahan gw uda mulai bisa untuk tidak memanggil mereka dengan sebutan alay karena dalam hati gw berpikir jika gw di posisi mereka mungkin gw juga akan berpenampilan seperti itu. Dan mengenai motif pakaian yang mereka kenakan gw uda tidak mau komentar lagi karena selera orang berbeda - beda dan kita yang tinggal di negara demokrasi harus menghargai itu.

Definisi alay menurut gw adalah orang yang tidak bisa menempatkan dirinya pada suatu tempat dan kondisinya atau orang yang tidak memiliki rasa sopan santun, ramah , tidak hormat dll. Banyak contohnya seperti menerabas lampu merah, tawuran, mantek di tembok dan satu pengalaman yang akan gw jabarkan berikut ini. Siang tadi jam 10.42 gw balik ke Yogyakarta dari Solo dengan menggunakan jasa kereta api prameks. Dan seperti yang gw duga kerea api prameks rame dan gw terpaksa berdiri karena tidak dapat tempat duduk. Beberapa menit kemudian kereta prameks berhenti di Klaten, di stasiun ini naiklah sepasang kakek nenek dan 2 anak kecil. ke dua anak kecil tersebut lansung dapat tempat duduk tetapi malang bagi kedua kakek nenek tersebut karena mereka tidak mendapat tempat duduk. Otak gw secara nalar berkata ah pasti bentar lagi kakek nenek tersebut dapat tempat duduk, karena di sekitarnya banyak pemuda yang duduk. Akan tetapi sampai kereta berjalan hingga 10 menit tidak ada satupun pemuda yang mengasih tempat duduk kepada kakek dan nenek tersebut. Padahal di deket kakek nenek itu ada 6 pemuda laki - laki yang gagah dan boleh dibilang mereka berasal dari kalangan menengah ke atas. Melihat kejadian ini gw lansung sontak sedih dan kesal kenapa para pemuda tersebut karena tidak mau mengasih tempat duduknya kepada kedua kakek nenek tersebut, jika dilihat dari segi tenaga kedua pemuda itu jelas lebih segar dan kuat dibandingkan kedua orang jompo tersebut.

Apakah keenam pemuda tersebut dapat dikategorikan sebagai alay? Dilihat dari pakaian yang mereka kenakan sangat tidak terlihat ciri - ciri alay. Sungguh ironi melihat fenomena di atas dimana sikap ramah tamah dan sopan santun sudah yang mulai luntur, padahal itu terjadi di Solo sebuah kota yang jauh dari gemerlap dunia dan terkenal dengan kesederhanaannya dan keramahannya.

0 komentar:

Posting Komentar